The next Bali, Lombok

kalo dulu Lombok selalu dinomor duakan setelah Bali, sekarang bukannya tidak mungkin Lombok bisa mengalahkan pesona Bali, yuk kita intip apa saja yang membuat saya jatuh cinta pada tempat ini. Happy reading!

Desa Sade
Kami mengawali perjalanan di Lombok dengan mengunjungi Desa Sade yang terletak sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Lombok. Desa Sade berada di Lombok tengah, penghuni Desa ini merupakan suku sasak. Mereka menyambut kami dengan Tari Peresean. Tari Peresean ini biasanya dilakukan oleh para pria Suku Sasak untuk melatih kejantanan. Terdiri dari dua orang pria yang bertarung menggunakan bilah rotan dan tameng yang terbuat dari kulit kerbau. Atraksi akan berhenti jika salah satu pepadu (petarung) menyatakan kalah.

Wisata dilanjutkan dengan menjelajah desa ini. Tidak terlalu besar, namun sangat lengkap dengan kearifan lokal. Desa dihuni oleh suku sasak yang masih satu keturunan, bahkan mereka masih menjalankan pernikahan satu kampung, dengan tradisi kawin culik, dimana seorang pria akan menculik anak perempuan tanpa diketahui orgtua si anak perempuan, waktu penculikan berlangsung selama satu malam, baru kemudian keesokan harinya salah seorang dari keluarga pria akan melapor ke keluarga wanita.

Rumah di Desa Sade pun masih sangat tradisional, atapnya terbuat dari ilalang dan lantainya terbuat dari tanah liat. Untuk membersihkan lantainya digunakan kotoran kerbau, hal ini dilakukan agar rumah terhindar dari nyamuk dan menjaga rumah agar tetap dingin di musim kemarau. Pintu rumah dibuat rendah, sehingga untuk memasuki rumah para tamu harus menunduk, hal tersebut bermakna, bahwa para tamu harus menghormati pemilik rumah. Oiya, bagi para jomblo, jangan melewatkan pohon cinta, masyarakat setempat percaya apabila berfoto disini, maka akan diberikan jodoh. Selamat mencoba!

Pantai Mandalika
Merupakan salah satu dari 10 destinasi prioritas Jokowi di tahun 2016. Beberapa wisata prioritas lainnya, sudah popular duluan seperti Candi Borobudur, Danau Toba, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Gunung Bromo. Saya sendiri baru mengunjungi Candi Borobudur, Danau Toba, Kepulauan Seribu, dan Pantai Mandalika ini. Mandalika sendiri konon berasal dari nama seorang putri kerajaan di legenda suku Sasak. Legenda Putri Mandalika terjadi pada abad ke-16 lalu, ketika kerajaan kuno Tanjung Bitu diperintah oleh Raja Tonang Beru dan Seranting ratunya. Saat saya mengunjungi Mandalika di pertengahan April lalu, sudah berdiri mainan-mainan cantik berwarna-warni di pinggir pantai. Pantainya masih bersih dan tidak begitu ramai, pasir-pasirnya pun terasa halus diinjak. Belum banyak warung ataupun tenda-tenda, tetapi banyak pedagang yang menawarkan dagangannya. Berhubung saya kesana tepat di tengah hari, saat matahari sedang terik-teriknya, saya sarankan selalu membawa sun glasses, dan sun block, sejam saja bermain di pantai, sudah cukup membuat kulit terbakar.


Pink Beach
Menurut mbah google, Indonesia memiliki 2 pink beach, yang pertama ada di Pulau Komodo, dan yang kedua di Lombok. Pertama kali saya mengetahui pink beach ini saat seorang artis mempost foto nya di Instagram. Sejak saat itu saya jadi ingin sekali mengunjunginya, ternyata Sang Pencipta mengabulkannya. Media Gathering tahun ini ditetapkan akan berkunjung ke Lombok dengan Pink Beach sebagai salah satu destinasinya. Kami mengunjungi pink beach siang hari, bukan waktu terbaik untuk mengunjungi pantai ini (menurut saya!) karena warna pantainya belum begitu pink. Warna pink berasal dari pecahan karang, walaupun demikian, pasirnya terasa sangat halus. Pink Beach yang memiliki nama asli Pantai Tangsi ini dikelilingi oleh bukit-bukit, untuk mendapatkan view terbaik kalian bisa naik ke atas bukit, tetapi tetap berhati-hati ya, jangan sampai mati konyol karena ingin berfoto ekstrem!


Snorkeling
Sepertinya ga afdol ke laut tanpa mencicipi keindahan bawah lautnya. Maka kami pun menyempatkan untuk bersnorkeling. Berbeda dengan di Bunaken, yang menyelam dengan kondisi perlengkapan lengkap, dari mulai baju hingga finn dan kacamata khusus menyelam. Kali ini kami dibebaskan memakai baju apa, perlengkapannya pun tidak harus lengkap disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing. Waktu yang singkat membatasi kami untuk tidak pergi jauh, kami hanya bersnorkeling di Gili Petelu. Jika ada kesempatan lain waktu, saya pasti akan menyempatkan diri mengunjungi Gili Trawangan yang tersohor itu.

Makanan Khas Lombok
Sate Rembiga, salah satu makanan khas Lombok, yang wajib dicoba! Rembiga sendiri berasal dari nama daerah di Lombok. Berasal dari daging sapi, penampakannya mirip dengan sate maranggi, tetapi rasanya beda jauh, yang ini pedas manis. Sate rembiga yang saya coba, sate rembiga Ibu Sinnaseh, yang katanya merupakan sate rembiga terenak di Lombok. Selain sate rembiga ada juga makanan khas Lombok, Ayam Taliwang tetapi sayang saya ga sempat mencobanya.


Comments

Popular Posts