Mengejar Laskar Pelangi
Sejam
berlalu, kami hampir sampai di Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung
Pandan. Tepat sebelum landing saya menengok ke jendela pesawat, terlihat
daratan yang penuh lubang, tidak ada kesan cantik, yang ada hanya miris, karena
lubang tersebut bukti keserakahan manusia. Ya itulah sedikit kesan pertama saya
sebelum menginjakkan kaki di tanah Belitung.
Pesawat bombardier Garuda yang kami naiki, sukses mendarat mulus, menghapus kekhawatiran bumil yang baru pertama kali menaiki pesawat selama hamil, berbekal surat dokter dan izin suami akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut dalam acara media gathering kali ini. Panas yang menyengat menyambut kami di bandara. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi ke-5 di sumatera yang saya kunjungi… yeyy! Setelah tahun lalu saya ke sumatera selatan sekarang saya bisa mengunjungi tetangga provinsi ini. Provinsi yang tekenal dengan keindahan pantainya, kekayaan timah, laskar pelangi dan tentunya Ahok. Sementara di Jakarta sedang asik dengan euforia pemilihan gubernur, saya malah berada disini mengunjungi kampoeng ahok. Tak dipungkiri, saya sangat penasaran dengan kota kelahirannya Ahok, and here I am…. Belitung!
Belitung, tidak bisa dibilang kota besar, jangan bandingkan dengan Jakarta yang menyimpan berpuluh atau mungkin ratusan mall, disini bahkan saya tidak bisa menemukan indomaret atau alfamart. Menurut Guide kami, Belitung memiliki 9 unit taksi dan beberapa unit ojek, kecenderungan penduduk Belitung di hari minggu adalah bersantai di rumah sambil beberes rumah, kalo malam minggu dan malam kamis masyarakat suka nongkrong di kedai kopi. Lagi lagi jangan membayangkan starbucks, coffee bean disini, tumbler starbucks Belitung pun tidak bisa saya jadikan koleksi, karena kedai kopi disini masih tradisional, akan tetapi kopi yang disajikan bisa diadu! Ya itu kata mereka, berhubung saya masih menyandang status hamil, saya belum mencoba secangkir kopi pun disini. Kong Djie Coffee dan Warung Kopi Ake, dua tempat kopi incaran para turis, tidak ada salahnya kalian mencoba. Selain kopi, disini juga terkenal dengan Mie Atep, kalo di Palembang terkenal dengan mie celor, disini kalian bisa mencoba mie atep, atep sendiri diambil dari nama pemilik rumah makan tersebut. Mie Atep, mie dengan kuah kental campuran udang dan disajikan bersama emping bisa kalian temukan di beberapa tempat di Belitung. Ini adalah makanan Belitung pertama saya, rasa udang yang mendominasi, dan ada sedikit rasa manis dikuahnya. Selama 3 hari saya disini, saya mulai menyimpulkan bahwa makanan Belitung itu manis, mulai dari mie atep, sajian makanan laut hingga sambal pun pasti meninggalkan rasa manis di lidah.
Mie Atep dan Jeruk Kunci |
Oleh-oleh khas Belitung, Kepiting isi |
Penduduk Belitung
mayoritas ber-ras melayu dan tiongkok, atau mungkin campuran keduanya
yang biasa disebut Citatem (cina tapi item). Sepanjang jalan terlihat
rumah-rumah penduduk yang beratapkan seng, mengapa seng?? Bukankah Belitung sudah
panas, dan seng hanya akan menambah panasnya rumah, belum lagi kalo hujan,
suara hujan yang jatuh di atap seng sangat berisik. FYI, disini belum ada
pabrik genteng dari tanah liat, untuk membeli genteng tanah liat perlu
didatangkan dari luar pulau, dan tentu harganya menjadi sangat mahal. Tingkat
kriminalitas disini rendah, guide kami mengatakan, disini sangat jarang
pencurian mobil, jika ada kunci mobil tertinggal pun tidak perlu khawatir.
Danau
Kaolin
Sekilas terlihat mirip dengan kawah putih, airnya berwarna biru yang berasal dari
pantulan langit. Walaupun cantik danau ini tidak dapat digunakan berenang, ikan-ikan
yang hidup juga belum tentu bisa dimakan. Karena danau ini terbentuk dari hasil
pertambangan timah. Eeww, seketika saya langsung ilfeel, walaupun alam sudah
mempercantiknya, tapi tetap saja ini adalah ulah keserakahan manusia. Jadi ini
toh, salah satu lubang yang saya liat sebelum pesawat landing. Walaupun
demikian, tempat ini tidak bisa dilewatkan begitu saja, kecantikannya sungguh
instagramable!
Laskar
Pelangi
SD
Muhammadiyah
Berawal
dari buku karya Andrea Hirata yang kemudian difilmkan, menjadikan tempat ini
sebagai salah satu tujuan para turis untuk melihat langsung tempat-tempat yang
berada dalam scene laskar pelangi. Kalo Harry Potter punya Hogwarts, Laskar Pelangi
punya SD Muhammadiyah, bukan apple to apple sih tapi sama-sama terkenal berkat
film yang booming bukan? Mengunjungi tempat ini seolah ikut andil dalam laskar
pelangi, sekolah yang sangat sederhana, bangku-bangku kayu dan papan tulis
kapur, di depan sekolah ada tiang bendera dan papan nama SD Muhammadiyah. Di halamannya
masih pasir-pasir, yang mungkin kalo bener sekolah disini, sepatu tidak bisa
kinclong, karena butiran pasir yang menempel.
Pulau
Lengkuas
Yang saya
ingat disini mercu suar nya, terdapat sekitar 300an anak tangga. Walau saya
tidak menaikinya sudah terbayang keindahan yang dilihat dari
atas mercusuar.
Tanjung
Tinggi dan Tanjung Kelayang, batu-batu besar, air laut yang jernih, pasir pantai yang masih terjaga kebersihannya adalah gambaran dari pantai-pantai ini. Saya pun memberanikan diri untuk snorkeling, melihat kondisi bawah laut dan berenang bersama ikan-ikan mungkin saya kurang beruntung, tidak banyak ikan yang saya temui.. malah lebih banyak ikan yang saya temui waktu snorkeling di kepulauan seribu.
Menjelang siang kami makan siang di pinggir pantai sekalian bersih-bersih. Makanan yang disajikan ada kepiting, cumi, ikan, sate ayam, kangkung, dan nasi. tapi anehnya kami gabisa nambah disini, selidik punya selidik ternyata itu makanan dbawa dari daratan kota belitung. Yaampun pantes tadi saya liat box-box besar yang diturunin dari perahu..Puas bermain air kami diajak lanjut bermain paint ball.
Gedung dengan warna-warna yang mencolok tidak bisa dilewatkan begitu saja. Instagramable kalo kata orang jaman sekarang.
Kampoeng Ahok
Rumah panggung berisikan oleh-oleh khas belitung menjadi icon kampoeng ini. Di seberang rumah terdapat hewan-hewan peliharaan Ahok. Ada 2 keledai dan 1 kuda poni. Di sampingnya terdapat toko oleh-oleh, tidak hanya sirup, kaos, pernak-pernik tapi ada juga batu meteor yg dijual hingga jutaan rupiah.
Batu meteor |
Comments
Post a Comment