24 hours in Jambi
24 hours in Jambi
Setelah Kep. Riau (Batam), Palembang, Medan akhirnya punya kesempatan menapakkan kaki di Jambi. Provinsi keempat di pulau Sumatera yang pernah saya datangi. Kunjungan kali ini membawa misi mewawancarai Juru Sita dengan aktivitas kinerja tertinggi se-Indonesia, sounds awesome, right? Belum sebulan saya bergabung ke tim penulis e-magz DJP, sudah dapat kesempatan mewawancarai sekaligus menulis artikel Juru Sita dengan aktivitas kinerja tertinggi se-Indonesia di Jambi, yuhuuu.... I'm so exited!
Setelah Kep. Riau (Batam), Palembang, Medan akhirnya punya kesempatan menapakkan kaki di Jambi. Provinsi keempat di pulau Sumatera yang pernah saya datangi. Kunjungan kali ini membawa misi mewawancarai Juru Sita dengan aktivitas kinerja tertinggi se-Indonesia, sounds awesome, right? Belum sebulan saya bergabung ke tim penulis e-magz DJP, sudah dapat kesempatan mewawancarai sekaligus menulis artikel Juru Sita dengan aktivitas kinerja tertinggi se-Indonesia di Jambi, yuhuuu.... I'm so exited!
Alhamdulilah kunjungannya bertepatan dengan musim hujan, sehingga saya tidak perlu memakai masker untuk menghadapi asap, fyi, sejak Juli 2015 Jambi dan beberapa daerah di Indonesia diselimuti kabut asap akibat pembakaran hutan secara ilegal.
Berangkat dari Bogor dengan menaiki bus damri pertama jam3 pagi, wow.. break my record! kirain damri masih sepi jam segitu, ternyata sudah penuh donk, belum lagi ada ibu-ibu yang minta busnya nungguin temennya *yailah bu, dikira bus pribadi ya -__- * . kemudian setelah beberapa orang ngedumel di bus, efek bus yang tak kunjung berangkat, akhirnya ibu-ibu yang ditunggu pun datang juga dengan muka ga bersalah doi duduk manis di sebelah ibu-ibu yg udah nungguin, kemudian mereka hidup berbahagia, happily ever after - ending. Okey, sudah cukup drama di pagi ini... mari kembali memikirkan list pertanyaan apa yang akan disampaikan untuk wawancara.
1.5 jam kemudian, bus sudah sampai di bandara, agak amazed ngeliat bandara yang sudah dipenuhi orang-orang dengan antrian mengular, waktunya bergabung.. setelah 1,5 jam perjalanan udara, seharusnya sih sejam cukup, tapi karena cuaca buruk dimana jarak pandang hanya 1.8km, pesawat belum berani landing, sehingga terjadilah penambahan waktu setengah jam berputar di udara. Sebelum landing, dari atas udah terlihat jambi yang penuh hutan, tapi koq banyak yg bolong-bolong juga, ternyata yg bolong-bolong itu hasil pembalakan liar, yassalam, udah pembakaran hutan sekarang pembalakan liar...
Finally, Bandara Sultan Thaha......... imut imut ngets deh xD . dari bandara ke KPP Pratama Jambi cuman 20 menit, 6km, kalo diliat-liat kota Jambi ini mirip Pati or Kudus, Jawa Tengah, jalan-jalannya lancar jaya, kehidupannya tenang, ga banyak kendaraan umum, saran dari temen sih, hindari angkot, lebih baik naik ojek or taksi argo, tapi kami cuman sempet naik taksi argo yang menghabiskan 50ribuan sampai ke KPP Pratama Jambi.
Tugas pertama mewawancarai Kepala Kantor, dilanjut wawancara juru sita dan kasi penagihan... pesan-pesan hari ini : pentingnya kerja sama dengan tim, disiplin waktu dan bekerja dengan ikhlas... sip! terimakasih bapak dan mas-mas yang sudah memberikan tips dan triknya..Beres kerja mari kita kuliner...
Let's see what we have in Jambi :
1. RM. Mentari simpang pulai : kwetiau goreng, katanya kwetiau disini tebal berbeda teksturnya dengan kwetiau biasa (baru buka malam, sebrang-sebrangan sama hawa jaya)
2. RM Hawa Jaya : Mie Celor
3. Pempek Asiong (wajib, tapi katanya kalo buat oleh-oleh masih kemahalan.haha)
4. Pempek Terang Bulan
5. Pempek Selamat (jangan beli yang di bandara, mahil!)
6. Martabak India Roxy (juara)
dari 6 list di atas cuman 1 yang sempet dicoba, pempek asiong. pempeknya enak tapi kuahnya kurang pedes, favorit saya tetep pempek vico palembang. Oiya, itu saya beli 25 pcs pempek kecil (excl. pempek telor, krn emg dsna ga jual) harganya 80ribuan, kalo kapal selamnya 16k/pc.
Selain ke pempek asiong, kami juga nyobain makan siang di aroma cempaka, semacam rumah makan padang, yang beda disini sambel ijonya dikasih petai, ayam gorengnya juga enak. Oiya, cempaka itu selain terkenal dengan rumah makannya, tapi juga terkenal dengan merk taksi argo disini. Untuk menginap kami pilih Abadi Suites, hotel lokal, harga 450k, servicenya excellent, breakfastnya enak, apalagi kue-kue tradisionalnya...nyumm.......
Selesai sudah perjalanan Jambi-nya,, hiks sedih ga sempat ke Kerinci, padahal pengen ngbuktiin ceritanya Trinity yang di semurup hot spring. Ga sempet ke candi muara juga lohh.. padahal dari bandara udah deket :'( , next time ya Jambi, doakan aku main-main kesana lagi (ST bukan SK) hihiihi. Oiya, untuk artikel hasil wawancara Juru Sita-nya bisa dibaca di e-magz edisi Desember 2015 yaa....don't miss it!
Comments
Post a Comment